Sabtu, 14 November 2015

Bunga yang Indah dimusim Hujan



Disuatu desa yang amat subur, dengan pemandangan alam yang indah, tinggalah sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia. Keluarga itu terdiri dari Ayah, Bunda, dan dua orang anak yang bernama Lili dan Mimi. Lili dan Mimi adalah kakak beradik yang sangat rukun dan saling menyayangi. Lili duduk di bangku 3 SD dan Mimi kelas 1 SD, usia yang tak berbeda jauh membuat mereka cocok untuk bermain bersama, mereka sangat kompak. 
Ada hal yang sangat berbeda dari mereka adalah saat bangun pagi hari, karena masui kecil Mimi sangat sulit untuk dibangunkan pagi hari. Setiap akan berangkat sekolah kakak Lili sudah mandi dan siap berangkat, barulah Mimi bangu dengan rayuan bunda yang lembut. Sangat berbeda dengan Lili, Lili bangun saat matahari belum terbit itupun tanpa dibangunkan oleh Bunda.

Saat ini musim hujan mulai datang, tanaman bunga-bunga yang kemarin telah mati dan kering, sekarang mulai semi kembali. Dimusim hujan ini Bunda mempunyai ide untuk membuat Mimi bisa dengan mudah untuk bangun pagi. Di hari minggu yang cerah Lili dan Mimi bngun bersamaan, dihari minggu bisanya Lili memeng bangun siang, dan Ayah Bunda membolehkan hal itu karena untuk pertumbuhan anak-anak sebagai orang tua kita tidak boleh terlalu banyak aturan. Ajarkan segala hal dengan sabar, secara perlahan, menggunakan kasih sayang dan nantinya anak-anak akan mngerti dengan sendirinya. Setelah Lili dan Mimi sarapan, bunda memberi mereka segenggam bibit bunga yang sangat cantik dan berwarna-warni. Mereka berdua langsung bergegas menanam bibit bung itu, karena mendengar cerita Bunda bahwa bunganya sangat indah dan berwarna-warni membuat mereka tak sabar ingin menyaksikan bunga itu mekar.

Setiap pagi saat bangun tidur mereka langsung menuju depan rumah dimana bibit bunga cantik itu mereka tanam. kini Mimi pun rajin bangun pagi, bahkan saat Lili belum bangun mimi yang membangunkan. Seminggu sudah bibit bunga mereka tanam, bibit mulai telihat tumbuh akan tetapi baru muncul 2 daun saja tingginya baru sekitar 10 cm. Setiap hari mereka lakukan hal berulang saat bangu tidur yaitu langsung menuju dimana bibit mereka tanam, mereka tidak perlu menyiraminya karena sedang musim hujan dan hampir tiap malam hujan turun cukup deras sehingga tanah halaman tetap basah. Akhirnya bunga pun tumbuh besar dan subur, kini sudah ada kuncup bunga hanya menunggu mekar. Mereka sangat gembira ketika menemui bunga telah kuncup.
Bunga indah warna-warni

Mimi yang paling bersemangat bangun pagi untuk melihat bunga mekar berwarna-warni, pagi itu membuat heboh seisi rumah. Mimi berteriak-terian memanggil kakaknya, ayah juga bunda untuk bangun dari tidur dan melihat jika bunga telah bermekaran dengan berbagai warna yang indah. Lili dan Mimi sangat bahagia bibit bunga yang mereka tanam kini telah tumbuh dan berbunga sangat cantik menghiasa halaman rumah mereka. Ayah dan  bunda pun bahagia melihat kedua putrinya bahagia, dan kini Mimi yang sulit bangun pagi sudah terbiasa bangun pagi.

Rabu, 11 November 2015

Kisah Putri Cantik yang Menikah dengan Pemuda Desa



Pada zaman dahulu, hidup sebuah keluarga yang miskin. Kesehariannya penuh dengan kekurang. Dalam keluarga itu terdiri dari bapak, ibu, anak pertama laki-laki dan anak kedua perempuan. Walaupun begitu, keluarga itu sangat bahagia. Kasih sayang selalu di tanamkan dalam keseharian.
Banyak tetangga yang iri pada keharmonisan keluarga itu. Anak pertama kini telah tumbuh menjadi pemuda yang yang tampan di desanya. Karena ketampanannya, banyak para gadis yang selalu mencari perhatian dan menggodanya. Banyak dari mereka tidak tanggung-tanggung ada yang datang bersama rombongan keluarga dan melamar pemuda tampan itu. Akan tetapi semua lamaran di tolaknya, karena dari begitu banyak wanita yang datang dan yang suka mencari perhatiannya tidak ada satu pun yang dapat memikat hatinya.

Suatu hari ia memutuskan untuk merantau ke desa sebrang. Ia pun memohon restu kepada kedua orang tuanya dengan alasan ingin memperbaiki perekonomian keluarga. Dengan rasa berat karena harus jauh dengan putra pertamanya, kedua orang tuanya pun mengizinkannya dengan dibekali banyak nasehat. Pemuda desa tampan itu ahirnya pergi meninggalkan kampung halam yang ia cinta dan keluarga yang sangat menyayanginya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tidak ada kabar mengenai putra tercintanya, sang ayah pun jatuh sakit karena faktor usia. Sedanggkan pemuda itu, berkat usaha keras dan kejujurannya ia pun sekarang bekerja di pelelangan ikan. Juragan ikan mempercayakan kepadanya untuk mengelola 2 tempat lelang diantara beberapa tempat lelang yang dimiliki juragan ikan itu.
Putri cantik
Juragan ikan memiliki putri semata wayang yang sangat cantik dan sangat disayanginya, yang ibunya telah meninggal saat melahirkannya. Karena sering bertemu dengan pemuda desa yang tampan, ahirnya putri cantik itu jatuh hati pada ketampanan dan keuletan demuda desa. Begitu juga dengan pemuda tampan yang sejak awal pertemuan ai sudah menaruh hati karena terpesona pada kecantikan Putri anak juragannya. Ia tidak berani mengungkapkan karena ia merasa bahwa dirinya tidak selefel dengan putri cantik yang anak dari seorang juragan kaya raya.

Pemuda dan Putri saling jatuh cinta
Dengan malu-malu Putri cantik memberanikan diri untuk menyampaikan perasaannya kepada ayahnya agar sang ayah merestui dan mau membantunya untuk menyampaikan perasaannya kepada pemuda tampan itu. Sang ayah sudah bisa menebak, apa yang akan di ungkapkan putrinya, sang ayah pun langsung berkata kepada anknya "tenang Putri ku sayang, ayah sudah tahu apa yang kamu inginkan. Ayah juga tahu kalau pemuda itu memiliki perasaan yang sama sepertimu, hanya dia tidak berani mengungkapkan karena mungkin dia canggung dengan ayah". Akhirnya mereka berdua mendapat restu.

Keesokan hari mereka bersama-sama pergi ke desa tempat orang tua pemuda tampan itu berada. Disambut rasa bahagia orang tua dan adiknya, atas kedatangan anak yang sudah bertahun-tahun tidak ada kabar. Tangis haru dan peluk hangat mereka curahkan. Sang ibu pun berkata "siapa gadis yang sangat cantik itu nak?" pemuda menjawab "itu calon istriku bu, aku mohon ibu dan bapak merestuinya". Lalu mereka semua pindah ke desa sebrang untuk mengelola pelelangan ikan. Mereka melangsungkan pernikahan bahagia, dan hidup bahagia bersama keluarga yang saling menyayangi.